Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.. 😊
Selamat malam saudara-saudari ku. Malam hari memang lah waktu yang cocok untuk kita bermuhasabah. Menginstropeksi diri dari kegiatan yang kita lakukan hari ini. Saudara-saudari ku, mengapa postinganku kali ini aku beri judul "La Tahzan (jangan bersedih), Innallaha Ma'ana (sesungguhnya Allah bersama kita)"? Apakah aku sedang bersedih? Seperti kemarin, akan aku curahkan ala-ala diary 😆
Bismillahirrahmanirrahim
Semarang, 9 Maret 2018
Hai...
Hari ini ku jalani hariku dalam kesendirian.
Aku menyibukkan diri dengan berbenah kamar kos dan mengantar temanku.
Sejak pagi hingga malam hari sebelum pesannya muncul, ku jalani dengan semangat dan ceria.
Namun..
Pesannya pun tiba, pesan yang berentet panjang.
Dalam hatiku bertanya, mengapa kau mengirimku pesan? Dengan begitu keras aku menahan agar tidak melakukan itu.
Ku baca pesannya perlahan. Kalimat demi kalimat.
Ah, bodohnya aku jika berharap dia menanyakan kabar ku atau memperhatikan ku.
Karena bukan itu yang tertulis disana.
Katanya berhentilah berharap padanya, karena dia tidak akan kembali lagi padaku.
Dia telah menemukan cinta baru, dan berkomitmen atas itu.
Seperti bahasa kekinian, mungkin aku gagal move on.
Aku perlahan pergi menjauhinya, tetapi rasa untuknya mengikuti kepergianku.
Astaghfirullahaladzim..
Itulah yang membuatku bersedih.
Aku memilih jalan baru yang ditunjukkan oleh Allah, tetapi belum sepenuhnya mempersembahkan diri pada-Nya dengan masih berharap pada selain-Nya.
Pada akhirnya aku menyadari, Allah lah satu-satunya sang ArRahman dan ArRahim sejati.
Saudara-saudari ku, mungkin aku telah berhasil berpindah jalan. Namun untuk menjadi pribadi yang lebih baik itu tidaklah mudah. Apalagi untuk orang seperti ku yang telah bertahun-tahun menjauhi Nya. Insyaallah cukup sampai hari ini aku bersedih karena selain-Nya. Pada postingan ini juga terakhir aku membahas tentangnya. Jika suatu hari nanti Allah memberikan kesempatan padaku bersatu kembali dengannya dalam ikatan yang sah, saat itulah aku akan kembali membahasnya. Entah bagaimana nanti rencana Allah pada hidupku, hidupnya, dan hidup kalian, semoga kita selalu mensyukuri rencana terbaik dari-Nya.
Wassalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh...
La Tahzan, Innallaha Ma'ana
08.48.00 |
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar